Kementerian Perdagangan akhirnya memberikan
penjelasan soal rencana pemerintah membuka keran impor beras. Menteri
Perdagangan Rachmat Gobel mengatakan bahwa impor beras merupakan opsi
terakhir dari pemerintah.
"Itu salah satu opsi terakhir yang harus ditempuh untuk
mempertahankan stok, minimal beras Bulog 2 juta ton di akhir tahun,"
ujar Rachmat Gobel di Jakarta, Sabtu (9/5/2015).
Saat ini, kata dia, langkah yang diambil Kemendag adalah memastikan
data stok beras yang saat ini ada. Oleh karena itu, Kemendag pun akan
berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian terkait stok beras tersebut.
Selain itu, untuk menjaga stabilitas harga beras, Kemendag akan
melakuan operasi pasar di berbagai daerah. Diharapkan dengan kebijakan
itu maka tak akan terjadi kekurangan beras dan tak akan terjadi lonjakan
harga.
Sebelumya, pemerintah berancang-ancang membuka keran impor utamanya
beras untuk menjaga gejolak harga yang bisa memicu inflasi. Menteri
Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil menuturkan, pemerintah
perlu memastikan kecukupan pasokan bahan pokok seperti beras dan gula
pasir. Instrumen pengendali harga Perum Bulog, menurut Sofyan, tidak
bisa terlalu banyak menyerap beras dari petani.
“Kalau misal pengumpulannya tidak terlalu banyak pemerintah membuka
opsi impor, utamanya untuk beras,” kata dia di Kantor Kemenko Bidang
Perekonomian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar