Rabu, 13 Mei 2015

Banyak Bank Nakal Ditutup, Ketua OJK: yang Tersisa Bagus-bagus

Penggelapan dana nasabah bank terjadi, meski sudah ada pengawasan secara ketat. Beberapa bank nakal yang ketahuan menyalahgunakan dana nasabah sudah ditutup.

Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad mengatakan, pengawasan terhadap industri perbankan dalam negeri sudah diperketat.

"Kita sudah punya sistem pemantauan di masing-masing bank karena sudah ada guideline di OJK, masing-masing bank harus punya fraud handling manajemen, mereka harus lapor ke kita," katanya ditemui di seminar ekonomi Strategi Mewujudkan Arsitektur Sistem Keuangan dan Perbankan Nasional yang Tangguh, di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (13/5/2015).

Ia menambahkan, OJK akan terus memantau operasional perbankan dalam negeri, terutama Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Pasalnya, selama ini banyak penggelapan dana terjadi di BPR.

"Kalau BPR yang masih buka silakan saja (beroperasi), yang tertangkap karena kita intensifkan pengawasannya. Yang tersisa ya tinggal yang bagus-bagus," kata Muliaman.

Berikut ini daftar bank bermasalah yang sudah dilaporkan oleh Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) kepada Bank Indonesia (BI) dan OJK, diteruskan ke Kepolisian

Sabtu, 09 Mei 2015

Mendag: Impor Beras Jadi Opsi Terakhir

Kementerian Perdagangan akhirnya memberikan penjelasan soal rencana pemerintah membuka keran impor beras. Menteri Perdagangan Rachmat Gobel mengatakan bahwa impor beras merupakan opsi terakhir dari pemerintah.

"Itu salah satu opsi terakhir yang harus ditempuh untuk mempertahankan stok, minimal beras Bulog 2 juta ton di akhir tahun," ujar Rachmat Gobel di Jakarta, Sabtu (9/5/2015).

Saat ini, kata dia, langkah yang diambil Kemendag adalah memastikan data stok beras yang saat ini ada. Oleh karena itu, Kemendag pun akan berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian terkait stok beras tersebut.

Selain itu, untuk menjaga stabilitas harga beras, Kemendag akan melakuan operasi pasar di berbagai daerah. Diharapkan dengan kebijakan itu maka tak akan terjadi kekurangan beras dan tak akan terjadi lonjakan harga.

Sebelumya, pemerintah berancang-ancang membuka keran impor utamanya beras untuk menjaga gejolak harga yang bisa memicu inflasi. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil menuturkan, pemerintah perlu memastikan kecukupan pasokan bahan pokok seperti beras dan gula pasir. Instrumen pengendali harga Perum Bulog, menurut Sofyan, tidak bisa terlalu banyak menyerap beras dari petani.
“Kalau misal pengumpulannya tidak terlalu banyak pemerintah membuka opsi impor, utamanya untuk beras,” kata dia di Kantor Kemenko Bidang Perekonomian

Minggu, 03 Mei 2015

Titik Longsor, Gempa, dan Semangat Mengobarkan Pancasila

Matahari baru saja menampakkan diri secara utuh di Kota Manado, Sulawesi Utara, ketika tim sosialisasi empat pilar MPR RI bersiap melunaskan tugasnya, Sabtu (2/5/2015). Tak lama berselang, iring-iringan kendaraan memecah kesunyian kota yang letaknya di pesisir laut dan di kaki perbukitan untuk menuju lokasi sosialisasi di Kabupaten Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara.

Sosialisasi empat pilar adalah salah satu tugas yang wajib dilaksanakan oleh seluruh anggota MPR sesuai amanat UU MPR, DPR, DPRD, dan DPD (MD3), Keputusan MPR Nomor 1/2010, dan Instruksi Presiden Nomor 6/2005. Tujuannya untuk memasyarakatkan empat pilar MPR RI, yakni Pancasila sebagai dasar negara, UUD RI 1945 sebagai konstitusi negara, NKRI sebagai bentuk negara, dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan negara.

Rombongan hari ini dipimpin oleh Ketua Badan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI, Ahmad Basarah dari Fraksi PDI Perjuangan. Turut serta dalam rombongan itu adalah Deding Ishak (Golkar), Khotibul Umam Wiranu (Demokrat), Syafrudin (PAN), dan Abraham Liyanto (perwakilan DPD RI). Iring-iringan kendaraan anggota MPR tiba di lokasi sosialisasi, di Kecamatan Ratahan, Kabupaten Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara, setelah menempuh perjalanan sekitar dua jam dari Manado.

Sosialisasi digelar di sebuah aula, di Kantor Bupati Minahasa Tenggara. Jalur yang dilewati untuk mencapai lokasi sosialisasi cukup menantang, berkelok melintasi perbukitan, dan melewati dua titik yang baru saja terjadi longsor.

Titik longsor pertama berada di Tomohon, dan titik kedua ada di Jalan Gunung Potong, yang menghubungkan Desa Noongan, Minahasa, dengan Desa Pangu, Minahasa Tenggara. Kendaraan harus melambat saat melewati titik longsor ini. Longsor susulan rentan terjadi, terutama jika hujan lebat turun dan mengguyur jalan beraspal yang tertutup tanah merah tersebut.

Setibanya di kantor Bupati Minahasa Tenggara, ratusan peserta telah menunggu. Para peserta didominasi oleh tenaga pendidik reguler, guru pengawas, dan kepala sekolah dari berbagai satuan pendidikan di Kabupaten Minahasa Tenggara. Sosialisasi sengaja ditujukan untuk para tenaga pendidik karena disesuaikan dengan momentum Hari Pendidikan Nasional. Para guru anggota PGRI itu diharapkan mendapat pencerahan mengenai empat pilar untuk kemudian disampaikan pada peserta didiknya di sekolah.

Basarah menuturkan, berdasarkan hasil penelitian tahun 2013, sekitar 70 persen peserta didik di Indonesia tidak hafal Pancasila. Menurut dia, fenomena ini merupakan ancaman serius yang jika dibiarkan akan mengarah pada penggerusan nasionalisme.

"Karena kami menyadari betul bahwa masa depan bangsa ditentukan sejauh mana sistem pendidikan mampu menciptakan masa depan Indonesia yang lebih baik," kata Basarah.

Dalam acara itu, hadir juga Bupati Minahasa Tenggara, James Sumendap beserta jajaran SKPD, camat, dan lurah. Kabupaten yang akan segera merayakan hari jadi kedelapan tahun ini terdiri dari 12 kecamatan, 135 desa, dan 9 kelurahan.

Dalam paparannya, Basarah fokus menyampaikan materi tentang Pancasila dan akar sejarahnya. Ia pun mengungkapkan konsep Pancasila yang pertama kali disampaikan Soekarno pada 1 Juni 1945, dalam sidang BPUPKI.

Saat itu, Bung Karno menyebut konsep Pancasila terdiri dari kebangsaan Indonesia, perikemanusiaan, mufakat atau demokrasi, kesejahteraan sosial, dan Ketuhanan yang berkebudayaan. Bung Karno, kata Basarah, juga sempat mengajukan konsep tiga sila (trisila), dan konsep satu sila (eka-sila) yang memuat kata gotong royong sebagai substansi utamanya.

Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara berlanjut dengan dibentuknya tim sembilan yang melahirkan Piagam Jakarta pada 22 Juni 1945. Piagam Jakarta memuat penyempurnaan konsep Pancasila yang disampaikan Bung Karno, yakni, ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Jelang disahkan pada 18 Agustus 1945, salah seorang anggota tim sembilan, A.A Maramis menemui Mohammad Hatta dan meminta ada perubahan dalam sila pertama. Menurut Maramis, sila pertama kurang nasionalis karena memuat kata "syariat Islam" dan dianggap tidak mengakomodasi warga negara pemeluk agama selain Islam.
"Maramis menyampaikan pada Pak Hatta, kalau hanya mengatur satu agama saja, bagaimana dengan kami dari (Indonesia) timur yang mayoritas bukan muslim, berarti kami tidak ikut dalam perahu kemerdekaan itu," ujarnya.
Karena masukan Maramis itu, seluruh anggota tim sembilan akhirnya sepakat menyempurnakan sila pertama yang semula berbunyi "ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya" menjadi "Ketuhanan Yang Maha Esa, sedangkan sila-sila yang lainnya tidak diubah dan tetap sama hingga saat ini.
"Pendiri bangsa kita telah mewariskan kearifan yang luar biasa, menyampingkan ego kelompok dan golongan demi persatuan Indonesia," ucap Basarah.
Peran Maramis dalam perumusan Pancasila sebagai dasar negara digunakan Basarah untuk menyengat antusiasme peserta sosialisasi. Pasalnya, Maramis adalah putra kelahiran Manado 20 Juni 1897, yang secara otomatis memiliki kedekatan emosional dengan masyarakat Minahasa.
Tiba-tiba, suasana yang semula tenang menjadi riuh ketika para peserta menyadari terjadi gempa ringan dalam hitungan detik di lokasi sosialisasi. Tapi semua peserta tetap duduk di tempat dan tidak berhambur keluar ruangan.
"Tenang saja, ada kecanggihan teknologi, gedung ini seharunya sudah anti gempa," ucap Bupati Minahasa Tenggara, James Sumendap.
Dalam kesempatan itu, James mengusulkan perlunya peringatan khusus pada Pancasila 1 Juni 1945. Caranya dengan menjadikan 1 Juni sebagai hari libur nasional dan membuat Pancasila 1 Juni sebagai mata pelajaran pokok di satuan pendidikan. Sebagai dasar negara, Pancasila harus terus tertanam dalam benak dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
"Kita jangan lupakan rangkaian sejarah. Gotong royong adalah jati dirinya Indonesia," ucap Basarah.


Kamis, 23 April 2015

BMKG: Kecepatan Angin di Jakarta Tiga Kali Kecepatan Normal

Pelapis gedung Setjen DPR di Senayan rontok akibat angin kencang yang melanda kawasan itu. BMKG mengatakan kecepatan angin di Jakarta hari ini lebih cepat tiga kali kecepatan normal.

"Memang cukup kencang anginnya, pengamatan di Cengkareng mencapai 30 km/jam, padahal normalnya hanya sekitar 10 km/jam," kata Agie Wandala, prakirawan BMKG, kepada detikcom, Jumat (24/4/2015).

Agie mengatakan, pada pos pengamatan Pondok Betung kecepatan angin mencapai 40 km/jam. Kecepatan angin yang cukup tinggi ini disebabkan ada daerah bertekanan rendah (low pressure) di sekitar selatan Jawa.

"Angin yang cukup kencang juga akan terjadi di bagian pesisir selatan Jawa," katanya.

Selain angin kencang suhu di Jakarta juga cukup sejuk. Suhu udara siang ini tercatat 29 derajat Celcius. Padahal normalnya suhu Jakarta pada siang hari bisa mencapai 33 derajat Celcius.

Minggu, 19 April 2015

Angelina Jolie dan Brad Pitt Segera Adopsi Anak Dari Suriah

Selain dikaruniai tiga anak kandung, Angelina Jolie dan Brad Pitt juga mengadopsi tiga orang anak dari ras yang berbeda-beda. Kali ini pasangan aktor tersebut dikabarkan akan segera mengadopsi satu orang putri lagi.

Angelina, bersama PBB, belum lama ini mengunjungi Suriah untuk melihat para pengungsi korban perang. Aktris berusia 39 tahun tersebut dikabarkan sangat tergugah ketika melihat anak-anak terlantar tanpa orangtua di pengungsian.

"Ia beberapa kali meneteskan air mataya melihat penderitaan anak-anak yatim piatu korban konflik Suriah. Sekarang setelah masalah kesehatannya beres, Angelina dan Brad percaya ini adalah waktu yang tepat untuk mengadopsi anak yatim-piatu lain dari Suriah. Kemungkinan besar seorang putri," ujar seorang sumber terdekat seperti dikutip dari Mirror, Senin (20/4/2015).

Menurut sumber yang sama, Angie dan Brad akan mewujudkan rencananya untuk mengadopsi seorang putri dari Suriah pada akhir musim panas 2015.

Angelina Jolie dan Brad Pitt telah dikaruniai tiga anak kandung, si kembar Knox dan Vivienne (6) beserta Shiloh (8). Kedua bintang film 'Mr & Mrs Smith' tersebut juga mengadopsi tiga orang anak lainnya, Maddox (13) kelahiran Kamboja, Zahara (10) yang lahir di Ethiopia dan Pax (11) yang berasal dari Vietnam.

Berita Lainnya :

http://blogberkatakata.blogspot.com/2015/04/mario-si-penyusup-roda-pesawat-yang.html
http://coretansipinky.blogspot.com/2015/04/raffi-gigi-tak-bisa-lepas-dari-internet.html
http://alhariz87.blogspot.com/2015/04/gerrard-bukan-lagi-jimat-liverpool.html

Ini Alasan Tim Reformasi Migas Ingin Bensin RON 88 'Punah'

Mulai bulan depan, rencananya PT Pertamina (Persero) tidak lagi menjual Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium RON 88. Ini sesuai dengan rekomendasi Tim Reformasi Tata Kelola Migas pimpinan Faisal Basri, yaitu paling lambat 2 tahun lagi bensin RON 88 sudah 'punah'.

"Sebenarnya yang kami usulkan untuk dihapus itu bukan Premium, karena Premium adalah merek. Namun yang kami usulkan dihapus adalah bensin RON 88," kata Anggota Tim Reformasi Tata Kelola Migas Agung Wicaksono dalam diskusi Energi Kita di Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (19/4/2015).

Menurut Agung, setidaknya ada 2 alasan mengapa bensin RON 88 harus hilang. Pertama adalah neraca perdagangan Indonesia harus diperbaiki. Impor BBM yang tinggi, terutama bensin RON 88, harus mulai dikurangi.

"Indonesia defisit minyak sejak 2003, dan 10 tahun kemudian defisit perdagangan BBM dan minyak mentah itu terjadi. Pertumbuhan konsumsi tak bisa dikejar pertumbuhan produksi. Jadi penghapusan RON 88 sangat penting," jelasnya.

Alasan kedua, lanjut Agung, adalah impor bensin RON 88 yang sarat 'permainan'. "Pemburu rente memiliki kedekatan pada pengambil keputusan, itu jadi terdistorsi," tegasnya.

Tim Reformasi sendiri mengusulkan waktu 2 tahun agar Pertamina menghapus RON 88. Waktu 2 tahun ini diputuskan setelah mempertimbangkan beberapa hal.

Pertama adalah menghabiskan impor RON 88 yang telah dilakukan oleh anak usaha Pertamina, Pertamina Energy Services Pte Ltd alias Petral. "Akhir tahun kemarin, Petral melakukan cuci gudang untuk impor 6 bulan ke depan," ujarnya.

Kedua, demikian Agung, adalah mempersiapkan kilang Pertamina agar bisa memproduksi BBM sekelas minimal RON 92 lebih banyak.

"Jadi ada pengalihan kilang dari RON 88 menjadi RON 92. Itu mengapa perlu 2 tahun," ucapnya.
(zul/hds)

Berita Lainnya :

http://bloggalagreece2010.blogspot.com/2015/04/ahok-marah-balai-betawi-setu-babakan.html
http://sarahgracedye.blogspot.com/2015/04/baku-tembak-polisi-di-cijantung.html
http://safiadboutique.blogspot.com/2015/04/ini-kritik-tim-reformasi-migas-buat.html
http://solehinloveislam.blogspot.com/2015/04/pertamina-tegaskan-tak-hapus-premium.html
http://weeklyteaparty.blogspot.com/2015/04/presiden-china-dan-belasan-kepala.html
http://ipaspwb.blogspot.com/2015/04/harga-pertalite-ron-90-bakal-di-kisaran.html

Jumat, 17 April 2015

Gara-gara Tak Diberi Rokok, Sekelompok Pemuda Rampas 12 Handphone Pedagang

Sekelompok pemuda di Semarang merampas 12 handphone dari pedagang kaki lima di Jalan Pemuda Semarang. Para pelaku merampas hanya gara-gara tidak diberi rokok.

Pedagang bernama Amad Djumadi (43) itu melaporkan peristiwa yang dialaminya ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polrestabes Semarang. Dalam laporannya, Amad mengatakan peristiwa terjadi pukul 19.30 hari Kamis (16/4) kemarin.

Saat itu ia baru saja menggelar dagangan handphone-nya di pinggir Jalan Pemuda. Namun tiba-tiba datang lima pemuda dan meminta rokok dengan memaksa.

"Mereka datang lima orang, minta rokok," kata Amad seperti dalam laporannya, Jumat (17/4/2015).

Warga Gang Bandeng, Mangkang Wetan itu tentu saja menolak permintaan lima pemuda yang meminta rokok tersebut karena baru buka dan belum ada pembeli. Tidak diberi rokok, para pelaku marah-marah dan menggasak 12 handphone dagangan Amad.

"Mereka marah dan memaki. Semua barang dagangan saya diambil," ujarnya.

Awalnya Amad berusaha menghalang-halangi para pelaku, namun ia akhirnya mengalah karena kalah jumlah dan takut dilukai. Ia pun memilih menempuh jalur hukum dan melapor ke Polrestabes Semarang. Saat ini laporan tersebut ditangani Sat Reskrim Polrestabes Semarang.